Rahasia di Balik Rasa Kopi: Ternyata Ini yang Bikin Kopi Fruity, Asam, atau Manis!"
Banyak orang menikmati kopi setiap hari tanpa menyadari bahwa rasa dalam secangkir kopi bukan hanya berasal dari jenis bijinya, tapi juga dari cara biji tersebut diproses setelah dipanen. Proses pengolahan pasca panen ternyata punya pengaruh besar terhadap karakter rasa, aroma, dan bahkan body dari kopi yang kita nikmati. Dua metode pengolahan yang paling umum digunakan di industri kopi saat ini adalah natural process dan washed process. Keduanya memiliki pendekatan yang sangat berbeda dan hasil rasa yang juga kontras.
Natural Process : Manis & Penuh Kejutan
Disebut juga dry process, metode ini adalah cara tertua dalam pengolahan kopi. Buah kopi yang sudah dipanen dijemur langsung di bawah sinar matahari, tanpa dikupas kulitnya. Proses ini bisa berlangsung berminggu-minggu, tergantung cuaca dan kondisi lingkungan. Karena biji kopi dibiarkan menyatu dengan daging buahnya selama proses pengeringan, rasa kopi yang dihasilkan cenderung lebih manis, fruity, bahkan kadang terasa seperti wine. Body-nya pun biasanya lebih tebal, dengan aftertaste yang panjang. Namun, metode ini butuh kontrol yang ketat. Jika cuaca lembab atau prosesnya tidak diawasi dengan baik, risiko tumbuhnya jamur dan fermentasi berlebihan bisa merusak rasa kopi.
Washed Process: Cerah & Bersih
Sebaliknya, washed process adalah pendekatan modern yang sangat memperhatikan kebersihan dan presisi. Buah kopi dikupas kulitnya menggunakan mesin, lalu difermentasi dalam air untuk menghilangkan sisa lendir. Setelah bersih, bijinya dijemur hingga kering. Hasilnya? Rasa kopi yang lebih clean, terang, dan fokus pada karakter asli biji, entah itu keasaman yang tajam atau aroma floral yang lembut. Proses ini sangat disukai para roaster yang ingin menonjolkan karakter terroir (lingkungan tumbuh) dan varietas kopi. Namun, metode ini membutuhkan banyak air dan fasilitas fermentasi, sehingga biasanya hanya digunakan di daerah yang memiliki akses air yang melimpah.