Selama ini, persepsi umum masyarakat Indonesia terhadap kopi identik dengan rasa pahit dan warna hitam pekat. Kopi dianggap harus kuat, pekat, dan menyisakan jejak pahit di lidah agar dianggap “asli” atau “sejati”. Namun, pandangan tersebut sebenarnya terlalu sempit dan tidak sepenuhnya tepat. Kenyataannya, rasa dan warna kopi sangat dipengaruhi oleh proses pengolahannya, khususnya pada tahap penyangraian atau roasting. Banyak pecinta kopi belum mengetahui bahwa karakter rasa pahit dan warna hitam pekat tidak berasal dari jenis biji kopi semata, melainkan dari lamanya proses penyangraian yang diterapkan pada biji kopi tersebut.
Dalam dunia kopi, terdapat tiga tingkat penyangraian utama : light roast, medium roast, dan dark roast. Semakin lama biji kopi disangrai, maka warnanya akan semakin gelap dan rasa pahit yang dihasilkan pun akan semakin kuat. Penyangraian tingkat dark, misalnya, menghasilkan biji kopi yang sangat gelap, hampir kehitaman, dan cenderung menghasilkan rasa pahit yang sangat dominan. Jenis kopi robusta yang umum dijumpai di pasaran biasanya diproses dengan penyangraian tingkat dark. Ini dilakukan karena robusta memiliki karakter rasa yang kuat dan pahit secara alami, sehingga penyangraian gelap dianggap memperkuat karakter tersebut. Namun, hal ini seringkali justru menghilangkan karakter rasa asli dari biji kopi itu sendiri.
Sebaliknya, penyangraian tingkat light dan medium justru lebih mampu mempertahankan kompleksitas rasa asli dari biji kopi. Aroma buah, asam segar, rasa manis alami, bahkan sentuhan floral dapat lebih terasa dalam kopi yang disangrai pada tingkat yang lebih ringan. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap kualitas dan keunikan tiap biji kopi dari berbagai daerah.
Sudah saatnya masyarakat mulai membuka diri terhadap keberagaman rasa dalam secangkir kopi. Menikmati kopi tidak harus identik dengan rasa pahit yang menusuk. Dengan memahami proses penyangraian, kita dapat mulai mengeksplorasi berbagai rasa kopi yang lebih kaya dan beragam, mulai dari rasa asam segar seperti buah beri, hingga rasa manis menyerupai karamel atau coklat.
Perubahan cara pandang ini bukan hanya akan memperkaya pengalaman minum kopi, tetapi juga turut mengapresiasi kerja keras para petani dan roaster yang berusaha menghadirkan kopi berkualitas dengan karakter rasa yang autentik. Mari membuka cakrawala rasa, dan mengenal kopi lebih dari sekadar minuman pemompa semangat namun seni rasa yang pantas untuk dihargai.